Waka STIN Ajak Mahasiswa Tangkal Radikalisme

PENGHARGAAN: Dekan Fisip Unwiku, Suryoto (kiri) serahkat penghargaan kepada Wakil Ketua STIN, Kombespol Barito Mulyo Ratmono, Kamis (12/9). (SM/Nugroho PS-60)

PURWOKERTO – Mahasiswa sebagai kaum intelektual dapat berperan menangkal persebaran paham radikal. Masyarakat kampus juga berperan strategis dalam mengatasi segala potensi yang dapat mengganggu kehidupan berpancasila.

Demikian dikemukakan Wakil Ketua Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Komisaris Besar Polisi Barito Mulyo Ratmono pada Kuliah Umum “Geliat Paham Radikal di Ruang Siber” di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Wijayakusuma Purwokerto, Kamis (12/9).

Menurut dia, mahasiswa perlu mewaspadai perkembangan paham radikal yang tumbuh di media sosial. Sebab, mereka yang rata-rata merupakan generasi milenial tentu menjadi aktif di dunia maya.

“Dunia siber adalah ruang iamjiner yang memungkinkan orang-orang untuk membangun identitas dan dunia mereka yang baru. Sekaligus menjalin komunikasi dengan orang lain. Ini celah penyebaran paham radikal,” kata Kasubdit Konflik Sosial Direktorat Analis Badan Intelijen Negara ini.

Dia mengatakan, ciri-ciri orang yang terpapar paham ini yaitu menjadi anti sosial, mengalami perubahan emosi dan tingkah laku, bergaul dengan komunitas yang rahasia, bersikap dan berpandangan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Mereka juga kerap menggunakan kekerasan untuk meraih keinginannya. Biasanya berupa gerakan revolusioner, penghancuran total dan memutar balikkan nilai awal.

Mereka pun memproduksi berita bohong (hoaks), berita palsu (fake news) untuk menyampaikan pikiran dan memenuhi keinginannya. Bahkan, menciptakan keresahan di tengah masyarakat.

“Kaum radikal ini membandingkan dua hal yang tidak linier, menjungkirbalikkan nilai-nilai atau norma yang sudah ada. Contohnya antara Alquran dengan Pancasila. Itu tidak bisa dibandingkan,” ujarnya.

Meski demikian, Barito mengakui paham radikal ini tidak melulu dilatari pemikiran agama. Misalnya, kerusuhan 21-23 Mei 2019 yang berkait dengan pilihan politik.

Barito mengusulkan, perguruan tinggi dapat membentuk University Cyber Troops. Itu bisa diterapkan dengan mendorong pembentukan unit kegiatan mahasiswa yang aktif memantau akun media sosial penyebar paham radikal.

“Untuk menangkal radikal, kampus perlu di <I>recovery<P> dan dibenahi. Bentuk cyber troops pantau akun dan bisa laporkan ke universitas lalu diteruskan kepada kepolisian BNPT dan BIN. Setara Institute menyebut ada 10 kampus terpapar radikalisme. Untuk Banyumas masih aman, tapi harus tetap waspada,” ujarnya.

Wakil Dekan III Fisip Unwiku, Oti Kusumaningsih mengatakan, kuliah umum tersebut diarahkan untuk membentengi mahasiswa agar tidak terpapar paham radikal. Mereka juyga belajar bijak menggunakan media sosial.

“Kita harus punya filter untuk menyaring informasi dan penyebaran paham radikal di media sosial. Karena 195 mahasiswa baru yang masuk tahun ini adalah generasi milenial. Mereka aktif menggunakan medsos,” katanya. (K35-60)

Sumber :

Judul Asli : Mahasiswa Berperan Tangkal Radikalisme

https://suarabanyumas.com/mahasiswa-berperan-tangkal-radikalisme/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *