Usia 38 Tahun, Mimpi Satpam Jadi Profesi Bergengsi

Saatnya satpam menjadi profesi mulia, dapat diandalkan dan setara dengan profesi lainnya.


Usia 38 Tahun, Mimpi Satpam jadi Profesi Bergengsi

Foto dokpri

Selamat ulang tahun pak Satpam. 

Semoga panjang umur, sehat selalu, bahagia lahir dan batin. 

Demikian ucapan dan doa standar ulang tahun, untuk siapa pun yang merayakannya. Khusus untuk pak Satpam, 30 Desember 2018 ini adalah ulang tahun yang ke-38. 

Satpam atau satuan pengamanan adalah sebuah profesi yang sedang berjuang memantapkan eksistensinya. Selama 38 tahun berkiprah, satpam masih belum menjadi profesi yang layak diandalkan. Salah satu ukurannya adalah, tak ada seorang anak sekolah pun yang bercita-cita menjadi satpam!

Namun, kini asa untuk mengubah stigma kurang bagus terhadap satpam, mulai muncul. Sejumlah pihak, khususnya regulator yaitu Polri, sudah meluncurkan kebijakan dalam rangka perbaikan kondisi satpam. Mereka menyebutnya sebagai program pemuliaan satpam. Program yang beberapa waktu lalu sudah masuk istana dan sampai di telinga Presiden Joko Widodo.

————

Kalau bukan kita, siapa lagi? 

Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Dua pertanyaan retorika itu cocok untuk menggambarkan kondisi industri pengamanan Indonesia, sekarang. Hanya para pelaku industri pengamanan termasuk satpam yang bisa mengubah kondisi itu. Dan sekaranglah saat yang tepat. Bukan nanti.

Sejak dilahirkan secara resmi oleh Profesor Doktor Jenderal Polisi Awaluddin Djamin 38 tahun lalu, satpam belum menjadi profesi. Satpam adalah bidang pekerjaan kelas dua. Sama seperti buruh paling rendah. Padahal, pak Awal yang dinobatkan sebagai Bapak Satpam, berharap satpam menjadi profesi yang terhormat, mulia dan dapat diandalkan. Tugas satpam sangat penting; menjaga keamanan. Sama seperti tugas Polri dalam menjaga keamanan negara. Setara dengan TNI yang bertugas mengawal pertahanan bangsa. 

Itulah sebabnya, satpam mengemban fungsi kepolisian secara terbatas. Satuan pengamanan berfungsi seperti kepolisian dan tentara dalam wilayah yang lebih sempit yaitu di lingkungan tempat dia bekerja, apakah kantor, perusahaan, instansi, atau perumahan. Tugas dan fungsi mereka mulia, menjaga keamanan. Sebuah kondisi dasar wajib bagi siapa pun dalam beraktivitas. Kita tidak akan bisa bekerja kalau kondisi tidak aman. Bahkan kita tidak bisa hidup tenang, kalau lingkungan tidak aman. Betapa mahalnya kondisi aman. 

Sayang sekali, tugas dan fungsi pokok satpam yang sangat mulia itu tidak sebanding dengan penghargaan yang mereka terima. Gaji dan penghasilan satpam di Indonesia, rata-rata masih sangat rendah. Sebagian masih di bawah upah minimum. Silakan cek di perumahan, sekolah atau kantor di sekitar kita, berapa gaji satpam? 

Kenapa mereka masih digaji rendah?

Mari kita tanyakan kepada perusahaan pengguna jasa mereka. Dalam setiap tender pengadaan jasa pengamanan, sebagian besar perusahaan pengguna jasa, menetapkan pemenang berdasarkan harga terendah. Bukan berdasarkan kualitas pengamanan yang ditawarkan. Perusahaan pengguna jasa ini, bukan perusahaan sembarangan. 

Mereka adalah BUMN, BUMD, perusahaan swasta besar, perusahaan tambang dan migas, serta perusahaan-perusahaan besar di berbagai bidang. Mereka terbiasa memberikan gaji dengan level bagus untuk bidang pekerjaan lainnya seperti keuangan, hrd, teknik, administrasi dan lain sebagainya. Tapi khusus untuk satpam… nanti dulu. Satpam disetarakan dengan sopir, cleaning services dan office boy. Rata-rata demikian.

Jadi ternyata, sebagian besar pengguna jasa pengamanan memandang satuan pengamanan dengan kacamata yang berbeda. Padahal, mereka sepakat keamanan adalah hal yang penting. Bahkan sangat penting. Tapi, untuk urusan duit, nanti dulu. Mereka melihat sektor keamanan sebagai cost, biaya… bukan investasi. Apalagi sebagai profit. Padahal, ketika perusahaan mengalami gangguan keamanan, berapa besar kerugian yang mereka alami; berapa banyak potencial lost yang bakal terjadi; dan seberapa tinggi potensi profit yang akan hilang. Sebuah PR besar adalah edukasi keamanan kepada perusahaan di Indonesia. Hal yang sudah disadari oleh sebagian besar perusahaan di negara maju. Siapa yang bisa melakukan edukasi? Pelaku industri ini.

Tanyakan pula kepada perusahaan atau instansi yang memiliki karyawan satpam. Kenapa mereka masih menggaji rendah satpam? Banyak sekali jawabannya. Selain seperti perusahaan-perusahaan besar pengguna jasa satpam, jawabannya antara lain adalah:

  1.  Gak penting-penting amat. Gak ada mereka juga kantor masih bisa jalan.
  2. Keamanan penting tapi tidak selalu menghadapi ancaman keamanan.
  3. Yang penting ada yang menjaga kantor, buka pintu pagar, dan mengatur parkir.
  4.  Yang mau menjadi satpam berasal dari kalangan menengah bawah dengan pendidikan rendah.
  5.  Pekerjaan buat warga sekitar kantor. Biar aman dari gangguan sekitar.
  6. Dan banyak lagi ragam jawaban lainnya.

Miris…

Mau bertanya ke perumahan-perumahan? Ah cukup ya…

————-

dokpri

dokpri

Data dari Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan (Abujapi) menyebutkan, jumlah satpam terdaftar yang ada di Indonesia sekitar 520.000 orang. Satpam yang tidak terdata jauh lebih banyak. 

Menurut Kemenaker, kemungkinan mereka yang bekerja sebagai satpam di seluruh Indonesia tidak kurang dari 2 juta orang. Angka yang fantastis. Coba bandingkan dengan jumlah polisi sebagai anggota Polri, yang sekitar 420.000 orang. Atau dengan jumlah tentara di TNI, yang jumlahnya juga sekitar 430.000. Maka jumlah satpam jauh lebih banyak. Dengan tugas dan fungsi pokok menjaga keamanan, maka satpam punya potensi amat besar. 

Potensi untuk bangsa ini dalam membantu Polri dan masyarakat menjaga keamanan negara. Satpam menjaga keamanan di lingkungan kerjanya masing-masing. Jika setiap satpam bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya, maka Polri dan masyarakat akan sangat terbantu. Akan makin sedikit wilayah yang tidak tersentuh oleh petugas keamanan.  Akan makin sempit ruang gerak buat para pelaku kejahatan. Akan makin mudah bagi negara, untuk mendeteksi dini potensi-potensi ancaman kejahatan, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Mulai dari ancaman pencurian sampai ancaman terorisme. 

Hal inilah yang dilihat oleh Kapolri Profesor Doktor Jenderal Polisi Tito Karnavian, dengan meluncurkan program pemuliaan satpam sejak awal 2018 lalu. (Bukan kebetulan jika potensi satpam ini dilihat oleh dua jenderal polisi yang bergelar profesor doktor).  Program itu dijalankan oleh jajaran di Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri (di bawah komando Kabaharkam Komjen PolMoechgiyarto, Kakorbinmas Irjen Pol Arkian Loebis, Dirbinpotmas Brigjen Pol Istiono dan Kasibinkam AKBP Yusup Saprudin) beserta para perwira Polri yang peduli dengan satuan pengamanan. 

Akhir 2018 ini, sejumlah hal sudah berjalan pada relnya sesuai dengan program pemuliaan satpam. Mulai dari peraturan perundangan baru yang akan menggantikan peraturan lama, peraturan detil di bawahnya, pendirian sejumlah asosiasi baru yang melengkapi asosiasi sebelumnya, dan banyak lagi langkah lainnya. Bahkan, Polri juga sudah kembali membangun semangat untuk meningkatkan kompetensi satuan pengamanan, yang sebelumnya sempat vakum. 

Peraturan dan pelaksanaannya diperbaiki serta ditata ulang. Praktis, selama 2018 semangat untuk pemuliaan satpam cukup bergelora. Dinamis. Ramai dan seru. Kadang mesra, tak jarang berseteru. Tapi semangatnya sama. Jangan heran jika awal Desember lalu, melalui Abujapi, program pemuliaan satpam sampai juga ke istana negara.

PR Polri dalam memperbaiki kondisi satpam dan industri pengamanan, masih panjang. Pemuliaan satpam terdiri dari dua hal yaitu perbaikan kompetensi dan peningkatan kesejahteraan. Dua hal itu membutuhkan kerjasama dan kolaborasi semua pihak. Polri tidak dapat berjalan sendirian. Bahkan sebagai regulator, Polri seharusnya seperti tut wuri handayani. 

Pelaku utamanya seharusnya adalah siapa pun yang bekerja di bidang pengamanan. Mulai dari satpam, perusahaan jasa pengamananatau BUJP, asosiasi dan para pengguna jasa satpam. Alhamdulillah, kolaborasi sudah mulai terlihat, walaupun di sana sini masih tampak egoisme individu dan organisasi.

Pertanyaan di atas kembali diingat:

Kalau bukan kita, siapa lagi?

Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Jangan sampai semangat dari regulator (Polri) berubah lagi hanya karena para perwiranya pindah jabatan. Visi para perwira itu tidak selalu sama. Ada yang hanya punya visi sesaat, ada pula yang bervisi sempit. Mumpung saat ini, di bawah komando para perwira tinggi Polri yang bervisi bagus terkait satpam, seluruh stakeholder industri pengamanan wajib bersatu padu, menyamakan persepsi, menyatukan visi, memadukan energi, untuk majunya industri pengamanan. 

dokpri

dokpri

Khusus untuk para satpam, jika mau kesejahteraan meningkat, tidak bisa hanya bekerja seperti biasanya. Tidak bisa hanya menunggu Polri membuat kebijakan bagus. Tidak bisa cuma menanti BUJP berubah menjadi lebih baik. Tidak bisa sekadar mengandalkan perusahaan menaikkan gaji. Mau tidak mau, suka tidak suka, kalau mau lebih sejahtera maka kita harus meningkatkan kompetensi, menaikkan level kualitas, memperbaiki cara pandang dan cara berpikir. Tambah wawasan, perbanyak pengetahuan, perkaya keahlian dan keterampilan. 

 Dalam waktu dekat, Polri sudah akan membuka sertifikasi profesi buat satpam berstandar BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Manfaatkan sesegera mungkin pada kesempatan pertama. Kini, semakin banyak BUJP yang menyelenggarakan pelatihan berstandar nasional dan bahkan internasional. Perkaya diri dengan sertifikasi-sertifikasi yang akan meningkatkan kualitas diri. Ketika kebijakan berubah kelak, saat kondisi makin membaik, Anda wahai para satpam sudah siap menyongsong dan memanfaatkannya.

Bukan mimpi bukan ilusi. Satu-dua dekade lalu, tak ada seorang anak sekolah pun yang bercita-cita menjadi juru masak. Tapi lihatlah sekarang. Makin banyak pelajar yang bermimpi menjadi seorang chef. Jadi, bukan mimpi dan bukan ilusi pula, jika satu dekade dari sekarang, akan banyak anak sekolah yang bercita-cita menjadi satpam.

Selamat ulangtahun, Satpam!

Dodi Mawardi

Dodi Mawardi

Penulis profesional & pembicara bidang jurnalistik/komunikasi. Berpengalaman mengelola perusahaan dan bisnis. Hidup begitu berwarna. Alhamdulillah...

One thought on “Usia 38 Tahun, Mimpi Satpam Jadi Profesi Bergengsi

  • 18 November 2020 at 22:05
    Permalink

    Kalau dilihat memang masyarakat hampir setiap hari berinteraksi dengan satpam.
    Bangun tidur -> Rumahnya semalaman dijaga satpam
    Berangkat antar anak ke sekolah -> diterima satpam
    masuk kantor -> dibukain pintu satpam
    ambil uang di bank -> diambilin nomor antrian sama satpam
    makan di mall -> diperiksa satpam

    Sungguh luar biasa jasa mereka, salam hormat

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *