BeritaSinergi dan Komunikasi

Komisaris Besar Polisi Ary Donny Setiawan Cintai Kopi, Belajar Meracik Sampai Dunia YouTube

Pejabat utama Polda Kaltim ini mengklaim minum kopi biji bisa meningkatkan daya konsentrasi.

Bagi Komisaris Besar Polisi Ary Donny Setiawan SIK, MH bahwa kopi sudah jadi bagian yang lekat dalam dirinya dalam dua tahun belakangan ini.

Ini terungkap saat Tribunkaltim.co bersua dengannya pada Senin (18/2/2019) pagi. Komisaris Besar Polisi Ary Donny Setiawan di ruang kerjanya hingga di rumah, perangkat pengolahan manual hingga berbagai macam jenis kopi tersedia lengkap.

Komisaris Besar Polisi Ary Donny Setiawan SIK, MH namanya. Nakhoda baru Bidang Hukum Polda Kaltim. Baru dilantik Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Priyo Widyanto sekitar 2 bulan yang lalu.

Kepada Tribunkaltim.co, ia mengaku kesukaannya pada biji kopi, tumbuh tiba-tiba. Kala itu ia menjabat sebagai Kapolres Pohuwato di Gorontalo. Suatu waktu, ia pergi ke salah satu pusat perbelanjaan. Iseng. Pulang ia mengantongi kopi biji premium di plastik belanjaan.

Lucunya, saat di rumah kopi biji yang dibeli, ia haluskan menggunakan blender. Buat kopi susu vietnam drip, ia menyeduh kopi hitam, lalu langsung menyiram susu kental manis ke dalam cangkir.

“Karena gak tahu teknik buat kopi, pakai blender dihalusin. Belum tahu caranya. Masukin di toples,” kenangnya sambil tertawa, Senin (17/2/2019).

Seketika saja, ia merasa tertarik dengan biji kopi. Beberapa buku cara mengolah kopi dibeli. You tube jadi guru paling andal mengajarkan cara membuat kopi seduh.

Saat dimutasi ke Polda Jawa Tengah, menjabat sebagai Kabagdalpers SDM, ketertarikannya pada kopi semakin jadi. Perangkat olah kopi biji dibelinya satu per satu. Mulai dari grinder, moka pot, french press, vietnam drip dan pour over.

Awalnya di rumah ia belajar. Namun lambat laun alat-alat tersebut juga tersedia di ruang kerjanya.

“Belajar otodidak, dari internet Youtube,” katanya, Tribunkaltim.co melihat secara langsung kehalian meracik kopi saat berkunjung ke ruang kerjanya. Secangkir kopi jenis Gayo Wine jadi teman ngobrol yang hangat.

Lebih lanjut, kata Donny, rekanannya jadi acap kali keluar-masuk ruang kerjanya. Sekadar menyicipi kopi seduh buatan dari tangan pria kelahiran 11 Februari 1975 silam.

“Lama-lama terbiasa bikin di kantor. Di Semarang Karo SDM saya, ngopi juga. Cuman kopi sachetan. Saya ajakin ngopi beneran, ceritanya. Di ruangan saya siapain alat-alat kopi. Senang beliau,” ungkapnya.

Bahkan di ruang kerjanya saat di Polda Semarang, ia buat bar coffe sederhana. Jadi setiap tamu yang datang kerap disuguhi kopi buatan dirinya.

Keahliannya buat kopi biji seduh tersebut jadi bahan pembicaraan di kantor. Bahkan sampai ke telinga Kapolda, saat itu ia dipanggil menghadap Sang pimpinan. Jenderal bintang 2 ternyata penasaran dengan kopibuatannya.

Ayah beranak 3 ini mengaku bisa konsumsi kopi 3 kali dalam sehari. Kopi Gayo dan Lintong jadi favorit perwira 3 bunga di pundak tersebut. Menurutnya, kopi itu mengandung anti oksidan yang berfungsi menyehatkan jantung.

“Yang bikin kopi gak sehat itu, ya, campurannya. Semakin dicampur khasiatnya berkurang. Tapi segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik prinsipnya,” ungkapnya.

Menurutnya, bagi penderita maag dan asam lambung, kopi biji jadi solusi alternatif. Vietnam drip jadi salah satu rekomendasi, selain cold brew coffe alias kopi dingin.

Bagi polisi yang kerjanya melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dibutuhkan daya konsentrasi tinggi dalam bertugas. Apalagi kalau bukan menjaga situasi kamtibmas.

“Yang pasti, cafein meningkatkan kosentrasi. Kita aktif. Pun kopi jadi sarana berkomunikasi dengan orang luar. Dimana-mana ada warung kopi. Komunikasi ngobrol berangkat dari sana. Informasi banyak didampat,” ungkap lulusan akpol 1996.

Sebagai informasi, dari data yang dihimpun Tribunkaltim.co, sebanyak 12 sidang praperadilan yang ditangani Bidkum Polda Kaltim 2018 lalu. Semuanya menggugat soal penetapan tersangka.

Semua terkait penetapan tersangka. Terlapor yang ditetapkan tersangka, merasa ada yang kurang puas. Mereka punya alasan hukum masing-masing. Tidak puas penetapan tersangka oleh kepolisian.

Polda Kaltim juga masih kover gugatan praperadilan terhadap Polda Kaltara. Kendati sudah bukan wilayah hukum Polda Kaltim. Pihaknya masih bertanggungjawab bilamana ada gugatan yang dilayangkan tersangka di wilayah hukum Polda Kaltara.

Tahun lalu mereka hadapai 12 praperadilan Polda Kaltim, sementara Pollda Kaltara ada 5 gugatan. Semua dimenangkan Bidkum Polda Kaltim.

Kemenangan praperadilan membuktikan bahwa polisi makin profesional menangani kasus hukum. Pihaknya bertarung memberikan bukti di persidangan. Bahwa proses penetapan tersangka oleh penyidik, sesuai dengan SOP dan mekanisme yang ada.

Fakta lainnya, gugatan praperadilan juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal itu membuktikan kemampuan penyidik Polda Kaltim dan Satwil jajaran semakin baik.

Sudah jadi tugas Subbidamkum jadi pengacara Polda Kaltim apabila ada gugatan. Tak hanya praperadilan, bisa keperdataan atau PTUN yang menggugat institusi Polda Kaltim.

Pun dengan anggota Polri yang minta pendampingan. Apakah mereka jalani sidang disiplin, etik atau pidana. Mereka punya hak meminta dan didampingi Bidkum, tapi bersurat kepada Kapolda. Termasuk juga keluarga Polri. ( )



Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Komisaris Besar Polisi Ary Donny Setiawan Cintai Kopi, Belajar Meracik Sampai Dunia YouTube, http://kaltim.tribunnews.com/2019/02/18/komisaris-besar-polisi-ary-donny-setiawan-cintai-kopi-belajar-meracik-sampai-dunia-youtube?page=2.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani
Editor: Budi Susilo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *