Pilot Pesawat Presiden itu Jadi Ajudan Wapres
Ketika pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan adanya pesawat kepresidenan, publik tercengang. Sebagian tidak setuju, karena dianggap memboroskan keuangan negara. Sebagian lagi mendukung karena akan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. DPR akhirnya setuju usulan pemerintah tersebut, dan sebuah pesawat besar dari Boeing dipesan sebagai pesawat kepresidenan.
Seorang tentara, pilot TNI Angkatan Udara, mendapatkan kehormatan untuk menerbangkan pesawat tersebut dari pabriknya di Amerika Serikat ke Indonesia. Siapakah dia? Namanya Ali Gusman, saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel dengan jabatan Komandan Skuadron Udara 17 TNI AU yang bermarkas di Halim Perdana Kusuma. Skuadron ini memang punya tugas khusus menerbangkan para pejabat negara dan tamu negara. Ali Gusman kemudian tetap dipercaya mengawaki Boeing tersebut, setelah beroperasi penuh sebagai pesawat kepresidenan.
Ali Gusman kini sudah berpangkat kolonel penerbang dan sudah tidak lagi menjadi pilot pesawat kepresidenan. Namun, jabatannya tambah mentereng, yaitu sebagai Ajudan Wakil Presiden Republik Indonesia. Menurut para analis dan pengalaman perwira sebelumnya, posisi ajudan wapres hanya kalah mentereng dari ajudan presiden. Artinya, jabatan itu sangat bergengsi dan bisa menjadi gerbang seorang perwira mendapatkan bintang di pundak alias jenderal (atau marsekal di TNI AU). Semoga saja bintang akan cepat jatuh ke pundak Ali Gusman, kelak selepas menjabat sebagai ajudan wapres.
Yang lebih membanggakan ternyata selain Ali Gusman yang adalah alumnus angkatan pertama SMA Taruna Nusantara Magelang, juga terdapat alumnus angkatan kedua yaitu Kolonel Edwin Sumanta sebagai ajudan wapres. Wah, anak-anak Pirikan menguasai istana wakil presiden ya. Lengkap sudah, karena sebelumnya Kombes Pol J.E. Isir dan Kolonel Penerbang M. Nurdin, dua alumnus angkatan pertama, lebih dulu menguasai istana presiden sebagai Ajudan Presiden Republik Indonesia.
Mantap.