Pompa Hidrolik Kolonel Cpl Simon Berhasil Atasi Kekeringan 50 Titik Nusantara dan Raih Rekor Muri
JAKARTA, TRANS89.,COM – Setelah berhasil mengatasi krisis kekeringan air lebih dari 50 titik se-nusantara dengan 108 pompa hidrolik Kartika, kedepannya diperlukan kombinasi sistem pompa berbasis energi terbarukan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Peralatan Kodam (Kapaldam) Jayakarta, Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi saat dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, Senin (30/12/2019).
Menurut alumni Akmil 1996 ini, setelah menerima beberapa penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dan tercatat dalam Rekor MURI, memacu dirinya untuk terus berkarya lebih.
“Atas penghargaan itu, saya terus meningkatkan kapasitas pemasangan pompa, antara lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) pulau Flores, Kabupaten Kupang, kemudian di Timur Tengah Selatan (TTS),” ujar Kolonel Simon.
Menurutnya, jika warga memerlukan pemasangan pompa, maka dapat melaporkannya ke Komando Teritorial (Kodim/Korem) setempat atau juga dapat mengajukan surat permohonan ke Pangdam Jaya.
“Setelah itu, tim survei akan mengecek kondisi wilayah untuk mengetahui berapa wawancara jarak capai, jumlah pompa yang dibutuhkan, karena pemasangan pompa tergantung potensi air dan rekayasa medan serta dukungan anggaran yang ada,” tutur Kolonel Simon.
Ia menjelaskan, selama ini dukungan anggaran diberikan dari bantuan para pimpinan TNI yakkni Kasum, Pangdam, para Komandan Kewilayahan beberapa tokoh masyarakat, serta yayasan gereja dimana waktu yang dibutuhkan dalam pemasangan pompa Kartika tergantung dari medan dan bahan baku yang didapat.
“Kalau pulau Jawa kurang lebih sebulan, karena bahan baku mudah didapatkan, jika diluar Jawa akan memakan waktu yang lebih, karena dukungan anggaran diberikan secara sosial, maka terkadang pengerjaan dan pembangunan terhenti di tengah jalan,” jelals Kolone Simon.
Selain itu, kata Kolonel Simon, salah satu kendala yang dihadapi ketika kondisi psikologis masyarakat yang tidak mempercayai bahwa air akan sampai atas gunung dan dapat mengalir.
“Imbasnya, keikusertaan mayarakat dalam membantu pemasangan pompa masih ragu-ragu dan tidak masif,” katanya.
Kolonel Simon menyebutkan, konsep ke depan karena keinginan ini menyeluruh, maka diperlukan sistem listrik tenaga air yang berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya. Saat ini, lanjutnya, kita telah merintis dan mencoba alternatif lain menggunakan tenaga surya.
“Pompanya bisa lebih effektif, ketika air dinaikkan sampai titik tertentu dan butuh penyebaran, maka akan lebih lancar dengan menggunakan tenaga surya,” sebutnya.
Kolonel Simon berharap, kedepannya perlu adanya pembekalan kepada mitra-mitra di daerah maupun para aparat Komando Teritorial sehingga dapat merespon dengan cepat kekeringan diberbagai wilayah yang pasti ada.
“Air merupakan kebutuhan mendasar dan saat ini TNI dapat menjawabnya dengan dukungan penuh dari seluruh lapisan dan lembaga masyarakat,” imbuhnya. (Doblang/Nis).
Sumber :