Pandemi, Ikastara Gelar Suksesi Kepengurusan Secara Daring
Jakarta: Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) menggelar musyawarah nasional (munas) dalam rangka suksesi kepengurusan pada Sabtu, 27 Juni 2020. Munas yang berlangsung di tengah pandemi virus korona (covid-19) itu digelar secara daring.
“Pandemi covid-19 ini mendorong kreativitas dalam melaksanakan kegiatan tanpa meninggalkan substansi dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Media daring dianggap efektif dan sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia,” kata Ketua Panitia Pengarah Munas Ikastara, Priscillia Waworuntu melalui siaran pers, Senin, 29 Juni 2020.
Munas ke-IX Ikastara menghasilkan sejumlah ketetapan. Salah satunya, penetapan alumni angkatan pertama Teuku Faisal Fathani dan alumni angkatan ketujuh Hafif Assaf sebagai pemimpin Ikastara. Pemilihan keduanya berlangsung secara musyawarah mufakat.
“Keduanya melanjutkan kepemimpinan David Ratadhi (Alumni Angkatan ketiga), pasca peserta musyawarah nasional menerima laporan pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya tanpa catatan,” ujarnya.
Priscillia menjelaskan, Faisal Fathani merupakan seorang Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), sedangkan Hafif Assaf seorang profesional di bidang Industri Hulu Migas. Kolaborasi keduanya yang memiliki latar belakang profesi beragam diyakini dapat membawa Ikastara lebih memiliki peran strategis di tingkat nasional dan internasional.
Faisal dan Hafif menekankan Ikastara harus mampu memperkuat pondasi organisasi dan kompetensi alumni, sebagai basis untuk berkarya untuk bangsa dan negara. Regenerasi harus terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan organisasi.
“Semangat regenerasi tersebut ditandai dengan penunjukan Willy Sakareza yang masih berusia 32 tahun (alumni angkatan ke-13) sebagai Sekretaris Jenderal Ikastara.
Ikastara merupakan badan hukum perkumpulan yang beranggotakan alumni SMA Taruna Nusantara. Perkumpulan ini didirikan pada 1994 dengan tujuan di bidang sosial dan pendidikan.
Ikastara memiliki sekitar 8.000 anggota dengan latar belakang yang beragam. Mereka tersebar di berbagai sektor seperti aparatur sipil negara (ASN), profesional Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan swasta. Ada juga yang berprofesi sebagai anggota TNI/POLRI, pengusaha di berbagai bidang, dokter, akademisi, arsitek, dan bidang profesi lainnya, baik di dalam dan luar negeri.
Sumber :